BUKITTINGGI - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menilai Indonesia memiliki resiko bencana yang sangat besar. Sehingga, jadi salah satu negara dengan resiko bencana tertinggi di dunia dan dijuluki sebagai 'Supermarket Bencana.
BNPB Bukittinggi menyelenggarakan pagelaran budaya sadar bencana di Kota Bukittinggi di area pedestarian Jam Gadang pada Sabtu(14/05) malam.
Baca juga:
Bukittinggi dan Budaya
|
Pada acara tersebut, dihadiri Sekretaris Daerah Kota Bukittinggi, Martias Wanto, Kepala BPBD Provinsi Sumbar, Jumaidi, Perwakilan BPBD Kota Payakumbuh dan Ketua Bundo Kanduang Bukittinggi, Hj Efni.
Seperti diketahui, Sumatera Barat sendiri merupakan salah satu provinsi yang memiliki potensi bencana alam yang cukup besar. Hampir seluruh bencana alam yang ada di seluruh wilayah Indonesia, seperti banjir bandang, longsor, tsunami, angin puting beliung, cuaca ekstrem dan lainnya, juga terjadi di Sumbar. tak ayal, Sumatera Barat juga disebut sebagai daerah supermarket bencana.
Hal tersebut disampaikan Kepala Pusat BNPB, Letjen TNI Suharyanto saat membuka Pagelaran Budaya Sadar Bencana di Alun-alun Jam Gadang Bukittinggi, Sabtu (14/05) malam.
"Hingga Mei 2022 ini, sudah ada 1.491 bencana yang terjadi di Indonesia. Sedangkan di tahun 2021 yang lalu, terdapat sekitar 5000 lebih bencana terjadi. Bencana bisa diantisipasi jika pemerintah dan masyarakat kuat dengan aspek pencegahannya. Oleh karena itu, perlu edukasi terhadap masyarakat terkait mitigasi bencana, " ungkap Letjen Suharyanto.
Menanggapi hal tersebut, Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi mengungkapkan, secara geologi Provinsi Sumatera Barat merupakan daerah yang memiliki potensi bencana yang cukup tinggi. Hal tersebut disebabkan beberapa faktor.
Seperti, posisi geografis Sumbar yang dilalui tiga lempeng dunia, yang menyebabkan gempa bumi dan dapat memicu tsunami, faktor iklim dan cuaca yang mendukung dapat meningkatkan resiko terjadinya bencana hidrometeorologi di Sumbar.
"Sangat tepat sekali, momentum kegiatan sadar bencana ini diadakan di Provinsi Sumbar. Diharapkan, adanya kesadaran masyarakat dalam membangun budaya sadar bencana, " terang Gubernur Sumbar Mahyeldi.
Diterangkannya, Pemprov Sumbar telah menghibahkan kurang lebih 2 hektar tanah, untuk pusat logistik penanggulangan bencana di Sumatera. Sehingga, perlunya dukungan untuk memenuhi kebutuhan logistik dalam rangka untuk menanggulangi resiko bencana dimasa yang akan datang.
Wali Kota Bukittinggi, Erman Safar menjelaskan, perlunya edukasi terhadap masyarakat terkait mitigasi bencana, salah satu upaya yang dilakukan adalah pembelajaran tentang edukasi bencana, dapat disisipkan di kurikulum di tingkat SD hingga SMA.
"Kami sangat berharap adanya dukungan dari BNPB pusat terkait edukasi mitigasi bencana dimasukkan dalam kurikulum sekolah, sehingga mereka sudah menjadi masyarakat yang sadar bencana sejak usia dini, " ujarnya.
Menanggapi hal itu, Suharyanto mendukung penuh program-program telah disampaikan Mahyeldi dan Erman Safar.
Menanggapi hal itu, Suharyanto mendukung penuh program-program telah disampaikan Mahyeldi dan Erman Safar.
"Terkait rencana pak wali kota, bahwa budaya sadar bencana ini harus masuk kurikulum sekolah, hal tersebut sangat bagus sekali dan kami dari BNPB akan mendukung sepenuhnya, " tukasnya.
Pada akhir acara diadakan penyerahan plakat dari Kepala BNPB yang didampingi Kepala Pusdatinkom BNPB, Abdul Muhari kepada Gubernur Sumbar dan Wali Kota Bukittinggi.
Pagelaran seni budaya sadar bencana ini, dimeriahkan Sanggar Gastarana, Tari Anak Nagari, Rampak Tapuak Galambuak dan Tari Piriang Rancah Pacah.(, Linda).